Disangka Alim, Orang Ini Justru Disebut Paling Dzalim Menurut Al-Qur’an
Al - qur’an telah jadi petunjuk untuk siapa aja umat islam yang ingin bertakwa kepada allah. di dalamnya ada pembeda watak orang muslim dan juga watak orang kafir. tidak hanya itu diberitahu pula manakah orang yang baik di sisi allah dan juga mana pula orang - orang yang zalim.
sebetulnya angkatan laut (AL) qur’an diturunkan dengan bahasa yang amat sempurna dan juga dapat dikatakan amat berkelas. perihal ini pula yang ada dalam tulisan al - an’am ayat 93 dimana allah berfirman,
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا …
“siapakah yang lebih zhalim daripada orang - orang yang mengada - adakan dusta terhadap allah …”
pemakaian kata “lebih zalim” memiliki arti sindiran kalau orang di dalam ayat tersebut mempunyai watak amat dzalim. dan juga benar aja kalau terdapat 2 karakteristik manusia yang diucap allah bagaikan orang yang amat zalim.
hendak namun nyatanya keduanya malah nampak alim dalam pemikiran kaumnya, terlebih lagi dimuliakan. siapa sajakah keduanya tersebut?
1. orang yang berdusta atas nama allah
kelanjutan ayat tersebut ialah,
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ قَالَ أُوحِيَ إِلَيَّ …
“siapakah yang lebih zhalim daripada orang - orang yang mengada - adakan dusta terhadap allah ataupun yang mengatakan, ‘telah diwahyukan kepadaku’, …” (qs. al - an’am : 93)
secara spesial ayat tersebut diperuntukan kepada nabi palsu pada jaman rasulullah ialah musailamah al - kadzdzab. hendak namun ayat tersebut pula secara universal diperuntukan pula kepada orang yang mengaku bagaikan nabi maupun utusan allah serupa ahmad musadeq maupun mirza ghulam ahmad.
sementara itu tidak terdapat nabi maupun rasul sehabis nabi muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. dan juga benar tidak terdapat wahyu terhadap orang - orang tersebut dari allah.
2. orang yang mengaku menyerupai nabi
berikutnya ayat tersebut menarangkan kalau karakteristik yang kedua merupakan orang yang berkata, “saya hendak merendahkan serupa apa yang diturunkan oleh allah. ”
bagi ibnu katsir, tafsir ayat tersebut yakni orang yang mengaku kalau pribadinya sanggup menandingi wahyu yang diturunkan oleh allah dengan perkataan yang diada - adakan. karakteristik orang ini pula mempunyai watak serupa tulisan al - anfal ayat 31 yang berbunyi,
… لَوْ نَشَاءُ لَقُلْنَا مِثْلَ هَٰذَا …
“… bila kami menghendaki, tentu kami sanggup membacakan yang serupa ini (al - qur’an) …”
benar sekilas orang - orang tersebut nampak alim, pandai dan juga pintar karna sanggup membikin teks yang sama hebatnya serupa (AL) qur’an ataupun mengaku bagaikan seseorang nabi yang mempunyai mukjizat.
sementara itu mereka sesungguhnya merupakan orang yang amat bodoh disebabkan tidak sanggup memakai ide logika yang allah bagikan kepadanya. gimana bisa jadi mereka membetulkan apa yang dalam pikirannya, bila kalam allah dan juga nabinya aja mereka dustakan?
mudah - mudahan allah melindungi tiap umat muslim dari buruknya kedua tipe orang ini, ialah tipe orang yang amat zalim di antara seluruh manusia.
wallahu a’lam
( sumber: kabarmakkah. com )
sebetulnya angkatan laut (AL) qur’an diturunkan dengan bahasa yang amat sempurna dan juga dapat dikatakan amat berkelas. perihal ini pula yang ada dalam tulisan al - an’am ayat 93 dimana allah berfirman,
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا …
“siapakah yang lebih zhalim daripada orang - orang yang mengada - adakan dusta terhadap allah …”
pemakaian kata “lebih zalim” memiliki arti sindiran kalau orang di dalam ayat tersebut mempunyai watak amat dzalim. dan juga benar aja kalau terdapat 2 karakteristik manusia yang diucap allah bagaikan orang yang amat zalim.
hendak namun nyatanya keduanya malah nampak alim dalam pemikiran kaumnya, terlebih lagi dimuliakan. siapa sajakah keduanya tersebut?
1. orang yang berdusta atas nama allah
kelanjutan ayat tersebut ialah,
وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ افْتَرَىٰ عَلَى اللَّهِ كَذِبًا أَوْ قَالَ أُوحِيَ إِلَيَّ …
“siapakah yang lebih zhalim daripada orang - orang yang mengada - adakan dusta terhadap allah ataupun yang mengatakan, ‘telah diwahyukan kepadaku’, …” (qs. al - an’am : 93)
secara spesial ayat tersebut diperuntukan kepada nabi palsu pada jaman rasulullah ialah musailamah al - kadzdzab. hendak namun ayat tersebut pula secara universal diperuntukan pula kepada orang yang mengaku bagaikan nabi maupun utusan allah serupa ahmad musadeq maupun mirza ghulam ahmad.
sementara itu tidak terdapat nabi maupun rasul sehabis nabi muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. dan juga benar tidak terdapat wahyu terhadap orang - orang tersebut dari allah.
2. orang yang mengaku menyerupai nabi
berikutnya ayat tersebut menarangkan kalau karakteristik yang kedua merupakan orang yang berkata, “saya hendak merendahkan serupa apa yang diturunkan oleh allah. ”
bagi ibnu katsir, tafsir ayat tersebut yakni orang yang mengaku kalau pribadinya sanggup menandingi wahyu yang diturunkan oleh allah dengan perkataan yang diada - adakan. karakteristik orang ini pula mempunyai watak serupa tulisan al - anfal ayat 31 yang berbunyi,
… لَوْ نَشَاءُ لَقُلْنَا مِثْلَ هَٰذَا …
“… bila kami menghendaki, tentu kami sanggup membacakan yang serupa ini (al - qur’an) …”
benar sekilas orang - orang tersebut nampak alim, pandai dan juga pintar karna sanggup membikin teks yang sama hebatnya serupa (AL) qur’an ataupun mengaku bagaikan seseorang nabi yang mempunyai mukjizat.
sementara itu mereka sesungguhnya merupakan orang yang amat bodoh disebabkan tidak sanggup memakai ide logika yang allah bagikan kepadanya. gimana bisa jadi mereka membetulkan apa yang dalam pikirannya, bila kalam allah dan juga nabinya aja mereka dustakan?
mudah - mudahan allah melindungi tiap umat muslim dari buruknya kedua tipe orang ini, ialah tipe orang yang amat zalim di antara seluruh manusia.
wallahu a’lam
( sumber: kabarmakkah. com )
Komentar
Posting Komentar