Pasangan yang Bahagia Justru Tidak Suka Pamer Kemesraan di Sosial Media
Tidak dapat dipungkiri bahwa kita hidup di masa modern dan juga digital di mana seluruh sesuatunya dapat dengan gampang tersambung via media sosial (medsos).
masing - masing pribadi orang dapat leluasa membagi ataupun menyebar informasi tentang pribadinya di account medsos miliknya. mulai dari soal aktivitas yang lagi dicoba, curcol (curhat colongan) , sampai ikatan asmara.
tetapi ketahui tidak bahwa pendamping yang senang itu malah yang tidak sempat pamer kemesraan di medsos? bisa jadi benar suasana ini dapat berubah pada masing - masing pendamping.
cuma aja terdapat beberapa sebab mengapa pendamping yang berbahagia malah yang tidak sering ataupun tidak sempat pamer kemesraan di dunia maya.
karna senang itu dialami bukan dipamerkan
kebahagiaan itu dialami bukan buat dipamerkan. dikala kita senang berbarengan pendamping, hingga waktu juga lebih tercurah di “dunia nyata” bukan malah padat jadwal di dunia maya.
keseharian kita lebih banyak dihabiskan buat melaksanakan perihal yang mengasyikkan berbarengan. sekalipun pembaharuan di media sosial, bisa jadi cuma sebatas info - info universal dan juga bukan pamer kemesraan.
perasaan senang itu bertabiat pribadi
pendamping yang betul - betul senang dalam hubungannya tidak memiliki atensi sama sekali buat menampilkan ataupun meyakinkan diri mereka senang pada teman .
perasaan senang itu bertabiat seksual dan juga individu. sampai - sampai tidak butuh lagi buang - buang waktu ataupun tenaga buat pamer pada teman soal kehidupan individu tersebut.
mengerti betul bahwa masing - masing orang dapat senang dengan triknya sendiri
kebahagiaan sejati itu hendak membikin kita lebih humble. kita juga kian mengerti bahwa masing - masing orang memiliki kebahagiaan dan juga dapat senang dengan triknya seorang diri.
jadi begitu tidak terdapat manfaatnya bahwa memamerkan kemesraan pada teman . toh, apa yang buat kita senang belum tentu dapat buat teman senang.
tidak terdapat yang butuh disombongkan dari hidup senang yang kita punya
kita mengerti betul bahwa tiap orang memiliki problema ataupun tes hidupnya seorang diri. dikala kita senang, siapa ketahui terdapat teman yang lagi berkecil hati.
kala kita sudah menciptakan belahan jiwa sedangkan yang lain masih berkecil hati terpuruk dalam usaha mencari belahan jiwanya, tidak perlulah menyombongkan suasana kita.
tidak terdapat manfaatnya buat membanding - bandingkan hidup kita dengan teman ataupun terasa lebih unggul dari lain.
terdapat komentar yang mengatakan kalau malah orang - orang yang tidak suka pamer di media sosial itu sesungguhnya mempunyai hidup yang lebih senang.
mengapa? karna mereka tidak sangat menyibukkan diri menyamakan diri mereka dengan teman . dan juga yang lebih berarti karna mereka menyadari bahwa hidup yang sebetulnya merupakan hidup di dunia nyata, tidaklah di dunia maya.
suatu survey dari the pew research center menampilkan hasil yang dapat jadi olahan pertimbangan saat sebelum kalian pamer photo mesra di media sosial:
18 % pendamping umur 18 – 29 tahun mengaku sempat bertengkar karna pendamping mereka sangat kerap mengakses media sosial.
71 % pendamping menikah memakai media sosial.
20 % pendamping menikah mengaku kalau internet bawa akibat negatif.
8 % pendamping menikah mengaku sempat bertengkar karna pendamping sangat kerap mengakses media sosial.
bahwa menurutmu seorang diri gimana, ladies? sepakat tidak bahwa kebahagiaan itu tidak buat dipamerkan? ataupun bisa jadi kalian memiliki komentar dan juga sudut pandang seorang diri soal perihal ini?
( sumber: vemale. com )
masing - masing pribadi orang dapat leluasa membagi ataupun menyebar informasi tentang pribadinya di account medsos miliknya. mulai dari soal aktivitas yang lagi dicoba, curcol (curhat colongan) , sampai ikatan asmara.
tetapi ketahui tidak bahwa pendamping yang senang itu malah yang tidak sempat pamer kemesraan di medsos? bisa jadi benar suasana ini dapat berubah pada masing - masing pendamping.
cuma aja terdapat beberapa sebab mengapa pendamping yang berbahagia malah yang tidak sering ataupun tidak sempat pamer kemesraan di dunia maya.
karna senang itu dialami bukan dipamerkan
kebahagiaan itu dialami bukan buat dipamerkan. dikala kita senang berbarengan pendamping, hingga waktu juga lebih tercurah di “dunia nyata” bukan malah padat jadwal di dunia maya.
keseharian kita lebih banyak dihabiskan buat melaksanakan perihal yang mengasyikkan berbarengan. sekalipun pembaharuan di media sosial, bisa jadi cuma sebatas info - info universal dan juga bukan pamer kemesraan.
perasaan senang itu bertabiat pribadi
pendamping yang betul - betul senang dalam hubungannya tidak memiliki atensi sama sekali buat menampilkan ataupun meyakinkan diri mereka senang pada teman .
perasaan senang itu bertabiat seksual dan juga individu. sampai - sampai tidak butuh lagi buang - buang waktu ataupun tenaga buat pamer pada teman soal kehidupan individu tersebut.
mengerti betul bahwa masing - masing orang dapat senang dengan triknya sendiri
kebahagiaan sejati itu hendak membikin kita lebih humble. kita juga kian mengerti bahwa masing - masing orang memiliki kebahagiaan dan juga dapat senang dengan triknya seorang diri.
jadi begitu tidak terdapat manfaatnya bahwa memamerkan kemesraan pada teman . toh, apa yang buat kita senang belum tentu dapat buat teman senang.
tidak terdapat yang butuh disombongkan dari hidup senang yang kita punya
kita mengerti betul bahwa tiap orang memiliki problema ataupun tes hidupnya seorang diri. dikala kita senang, siapa ketahui terdapat teman yang lagi berkecil hati.
kala kita sudah menciptakan belahan jiwa sedangkan yang lain masih berkecil hati terpuruk dalam usaha mencari belahan jiwanya, tidak perlulah menyombongkan suasana kita.
tidak terdapat manfaatnya buat membanding - bandingkan hidup kita dengan teman ataupun terasa lebih unggul dari lain.
terdapat komentar yang mengatakan kalau malah orang - orang yang tidak suka pamer di media sosial itu sesungguhnya mempunyai hidup yang lebih senang.
mengapa? karna mereka tidak sangat menyibukkan diri menyamakan diri mereka dengan teman . dan juga yang lebih berarti karna mereka menyadari bahwa hidup yang sebetulnya merupakan hidup di dunia nyata, tidaklah di dunia maya.
suatu survey dari the pew research center menampilkan hasil yang dapat jadi olahan pertimbangan saat sebelum kalian pamer photo mesra di media sosial:
18 % pendamping umur 18 – 29 tahun mengaku sempat bertengkar karna pendamping mereka sangat kerap mengakses media sosial.
71 % pendamping menikah memakai media sosial.
20 % pendamping menikah mengaku kalau internet bawa akibat negatif.
8 % pendamping menikah mengaku sempat bertengkar karna pendamping sangat kerap mengakses media sosial.
bahwa menurutmu seorang diri gimana, ladies? sepakat tidak bahwa kebahagiaan itu tidak buat dipamerkan? ataupun bisa jadi kalian memiliki komentar dan juga sudut pandang seorang diri soal perihal ini?
( sumber: vemale. com )
Komentar
Posting Komentar