Tata Cara Sholat Tahajud, Witir, dan Jumlah Rakaat yang Dianjurkan
Pertanyaan :
assalamualaikum warahmatullah wabakaatuh
apa laporan ustadz, mudah - mudahan allah membagikan kesehatan kepada team laporan makkah, aku ingin bertanya permasalahan shalat tahajud dan juga witir, aku lagi belajar buat mengamalkan shalat tahajud tiap hari nya meski itu sering - kali susah untuk aku karna sering - kali aku ketiduran ataupun aku tidak tidur.
sempat sesuatu hari aku shalat tahajud 8 rakaat dan juga witir 3 rakaat, dalam 8 rakaat itu kerasa kantuk terus menjadi jadi, tetapi aku berupaya buat senantiasa terpelihara dalam shalat, aku takut bila shalat aku tidak legal. pertanyaannya merupakan:
bila aku takut hendak 8 rakaat itu, kemudian aku cuma mengerjakan 2 rakaat shalat tahajud, berapa rakaat aku witirnya?
aku terasa kurang afdol bila shalat tahajud cuma 2 rakaat, karna rasulullah seorang diri lebih dari itu, tetapi aku takut bila 8 rakaat malah terjalin serupa permasalahan aku sebelumnya, bagi ustadz baiknya serupa apa?
tata trik shalat witir 3 rakaat yang aku jalani merupakan 2 rakaat satu salam kemudian 1 rakaat dan juga salam, apakah itu benar?
terdapat pula yang mengatakan 3 rakaat di sekaliguskan itu tidak boleh, terdapat pula yang membolehkan, yang mana yang benar ustadz?
terimakasih sebelumnya ustadz, mohon maaf atas persoalan yang banyak ini, mudah - mudahan allah membalaskan seluruh kebaikan ustadz. amin ya allah ya rabbal alamin
wassalamualaikum.
(satria hidayat, bandung)
jawaban:
waalaikumsalam warahmatullah wabakaatuh
seluruh puji untuk allah subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan juga karunianya pada kita seluruh. shalawat dan juga salam mudah - mudahan tercurahkan pada baginda nabi agung muhammad shallallahu alaihi wasallam.
butuh kita tahu, bahwasanya sholat tahajud menggambarkan salah satu ibadah yang agung dan juga mulia, disyari’atkan langsung oleh allah subhanahu wa ta’ala dalam (AL) qur’an bagaikan ibadah nafilah ataupun ibadah sunnah.
walaupun bertabiat sunnah, tetapi bila seseorang muslim mengamalkannya dengan penuh intensitas dan juga keikhlasan, hingga dia hendak diberi banyak keutamaan langsung dari allah. apa yang kerabat jalani merupakan amat mulia derajatnya di sisi allah subhanahu wa ta’ala.
jumlah rakaat shalat tahajud yang diajarkan (disunnahkan)
berikut merupakan sebagian dalil dari hadits terpaut jumlah rakaat sholat tahajud.
dari aisyah radhiallahu anha ia mengatakan:
مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي ثَلَاثًا فَقَالَتْ عَائِشَةُ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَنَامُ قَبْلَ أَنْ تُوتِرَ؟ فَقَالَ: يَا عَائِشَةُ إِنَّ عَيْنَيَّ تَنَامَانِ وَلَا يَنَامُ قَلْبِي
“rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan shalat (lail) baik di dalam bulan ramadhan ataupun di luar ramadhan tidak sempat lebih dari 11 rakaat. dia mengawali dengan mengerjakan 4 rakaat, kalian tidak harus menanyakan gimana baik dan juga panjangnya shalat dia. sehabis itu dia berulang mengerjakan 4 rakaat, kalian tidak harus menanyakan gimana baik dan juga panjangnya shalat dia. setelah itu dia shalat 3 rakaat. ” aisyah mengatakan: kemudian saya bertanya, “wahai rasulullah, apakah kamu tidur saat sebelum witir? ” dia menanggapi, “wahai aisyah, sebetulnya kedua mataku benar tidur tetapi hatiku tidak. ” (hr. al - bukhari nomor. 1147 dan juga muslim nomor. 738)
ibnu abbas berkata,
كَانَ صَلاَةُ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً. يَعْنِى بِاللَّيْلِ
“nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melakukan shalat malam 13 rakaat. ” (hr. bukhari nomor. 1138 dan juga muslim nomor. 764)
zaid bin kholid (AL) juhani berkata,
لأَرْمُقَنَّ صَلاَةَ رَسُولِ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - الل #1617; َيْلَةَ فَصَلَّى. رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ أَوْتَرَ فَذَلِكَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً
“aku sempat mencermati shalat malam yang dicoba oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. dia juga melakukan 2 rakaat ringan. setelah itu sehabis itu dia laksanakan 2 rakaat yang panjang - panjang. setelah itu dia jalani shalat 2 rakaat yang lebih ringan dari sebelumnya. setelah itu dia jalani shalat 2 rakaat lagi yang lebih ringan dari sebelumnya. dia juga jalani shalat 2 rakaat yang lebih ringan dari sebelumnya. setelah itu dia jalani shalat 2 rakaat lagi yang lebih ringan dari sebelumnya. kemudian terakhir dia berwitir sampai - sampai jadilah dia laksanakan shalat malam kala itu 13 rakaat. ” (hr. muslim nomor. 765)
ini berarti nabi muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan witir dengan 1 rakaat. (angkatan laut (AL) muntaqo syarh (AL) muwatho‘, 1/280, mauqi’ (AL) islam)
dari ibnu umar radhiallahu anhuma ia mengatakan: terdapat seorang yang bertanya kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang shalat malam. hingga rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
صَلَاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى فَإِذَا خَشِيَ أَحَدُكُمْ الصُّبْحَ صَلَّى رَكْعَةً وَاحِدَةً تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى
“shalat malam (tahajud) itu 2 rakaat 2 rakaat. bila salah seseorang dari kamu takut hendak masuk waktu shubuh, hendaklah ia shalat satu rakaat bagaikan witir (penutup) untuk shalat yang telah dilaksanakan sebelumnya. ” (hr. al - bukhari nomor. 990 dan juga muslim nomor. 749)
kesimpulan yang dapat didapatkan dari hadits - hadits diatas merupakan, jumlah rakaat shalat tahajud plus witir disunnahkan tidak melebihi 11 ataupun 13 rakaat. dan juga inilah yang jadi opsi nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
kemudian mana yang amat afdhol dari seluruh hadits diatas?
para ulama berubah komentar tentang jumlah rakaat yang amat afdhol dalam sholat tahajud ini, tetapi jumhur berkomentar kalau hadits riwayat ibnu umar yang disebutkan terakhir diatas merupakan yang amat kokoh dan juga ashoh (tershahih).
oleh karna itu, kerjakanlah sholat tahajud dari 2 rakaat – 2 rakaat selagi raga masih sanggup dan juga waktu masih menjangkau. bila sudah tidak menjangkau hingga lekas kerjakan sholat witir
tata trik sholat witir
terpaut permasalahan sholat witir sehabis tahajud, kerabat leluasa buat memilah jumlah rakaat, boleh rakaat, boleh 3 rakaat, boleh 5 rakaat dan juga berikutnya. yang terutama dari witir merupakan jumlah rakaat wajib ganjil.
sholat sunnah serupa sholat witir ini tidak serupa sholat harus, maksudnya kita leluasa memilah buat memastikan seorang diri berapa rakaatnya. bila benar raga tidak membolehkan hingga boleh aja kita memilah sholat witir cuma 1 rakaat.
berikut merupakan sebagian dalil dari hadits nabi terpaut jumlah rakaat sholat witir.
1. mengerjakan sholat witir satu rakaat satu salam
“aku sempat bertanya kepada ibnu abbas tentang witir, ia menanggapi; saya sempat mendengar rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “satu rakaat dari akhir (shalat) malam. ”dan aku bertanya kepada ibnu umar hingga dia menanggapi; saya sempat mendengar rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “satu rakaat dari akhir (shalat) malam. ” (shahih muslim : 1249)
2. mengerjakan sholat witir 3 rakaat dengan pola 2 – 1 (2 rakaat salam, kemudian satu rakaat salam)
dari aisyah, dia mengatakan,
“rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat di dalam kamar kala aku berposisi di rumah dan juga dia shallallahu ‘alaihi wasallam memisah antara rakaat yang genap dengan yang witir (ganjil) dengan salam yang dia shallallahu ‘alaihi wa sallam perdengarkan kepada kami. ” (hr. ahmad 6: 83)
3. mengerjakan sholat witir 3 rakaat sekalian kemudian salam
dari abu ayyub (AL) anshori, dia mengatakan, rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“siapa yang suka mengerjakan sholat witir 3 rakaat, hingga lakukanlah. ” (hr. abu daud nomor. 1422 dan juga an nasai nomor. 1712. syaikh (AL) albani berkata kalau hadits ini shahih)
dari aisyah, dia mengatakan,
“rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berwitir 3 rakaat sekalian, dia tidak duduk (tasyahud) kecuali pada rakaat terakhir. ” (hr. (AL) baihaqi 3: 28)
kemudian mana yang tersadu diantara 3 opsi diatas?
seluruhnya baik, karna terdapat dalilnya. komentar yang amat moderat bagi jumhur ulama merupakan disesuaikan dengan keadaan raga. jangan memilah banyak rakaat bila mata mengantuk ataupun raga sudah tidak kokoh ataupun waktu sudah tidak menjangkau.
mudah - mudahan berguna, wallahu a’lam.
( sumber: kabarmakkah. com )
assalamualaikum warahmatullah wabakaatuh
apa laporan ustadz, mudah - mudahan allah membagikan kesehatan kepada team laporan makkah, aku ingin bertanya permasalahan shalat tahajud dan juga witir, aku lagi belajar buat mengamalkan shalat tahajud tiap hari nya meski itu sering - kali susah untuk aku karna sering - kali aku ketiduran ataupun aku tidak tidur.
sempat sesuatu hari aku shalat tahajud 8 rakaat dan juga witir 3 rakaat, dalam 8 rakaat itu kerasa kantuk terus menjadi jadi, tetapi aku berupaya buat senantiasa terpelihara dalam shalat, aku takut bila shalat aku tidak legal. pertanyaannya merupakan:
bila aku takut hendak 8 rakaat itu, kemudian aku cuma mengerjakan 2 rakaat shalat tahajud, berapa rakaat aku witirnya?
aku terasa kurang afdol bila shalat tahajud cuma 2 rakaat, karna rasulullah seorang diri lebih dari itu, tetapi aku takut bila 8 rakaat malah terjalin serupa permasalahan aku sebelumnya, bagi ustadz baiknya serupa apa?
tata trik shalat witir 3 rakaat yang aku jalani merupakan 2 rakaat satu salam kemudian 1 rakaat dan juga salam, apakah itu benar?
terdapat pula yang mengatakan 3 rakaat di sekaliguskan itu tidak boleh, terdapat pula yang membolehkan, yang mana yang benar ustadz?
terimakasih sebelumnya ustadz, mohon maaf atas persoalan yang banyak ini, mudah - mudahan allah membalaskan seluruh kebaikan ustadz. amin ya allah ya rabbal alamin
wassalamualaikum.
(satria hidayat, bandung)
jawaban:
waalaikumsalam warahmatullah wabakaatuh
seluruh puji untuk allah subhanahu wa ta’ala yang telah melimpahkan rahmat dan juga karunianya pada kita seluruh. shalawat dan juga salam mudah - mudahan tercurahkan pada baginda nabi agung muhammad shallallahu alaihi wasallam.
butuh kita tahu, bahwasanya sholat tahajud menggambarkan salah satu ibadah yang agung dan juga mulia, disyari’atkan langsung oleh allah subhanahu wa ta’ala dalam (AL) qur’an bagaikan ibadah nafilah ataupun ibadah sunnah.
walaupun bertabiat sunnah, tetapi bila seseorang muslim mengamalkannya dengan penuh intensitas dan juga keikhlasan, hingga dia hendak diberi banyak keutamaan langsung dari allah. apa yang kerabat jalani merupakan amat mulia derajatnya di sisi allah subhanahu wa ta’ala.
jumlah rakaat shalat tahajud yang diajarkan (disunnahkan)
berikut merupakan sebagian dalil dari hadits terpaut jumlah rakaat sholat tahajud.
dari aisyah radhiallahu anha ia mengatakan:
مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ثُمَّ يُصَلِّي ثَلَاثًا فَقَالَتْ عَائِشَةُ: فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَتَنَامُ قَبْلَ أَنْ تُوتِرَ؟ فَقَالَ: يَا عَائِشَةُ إِنَّ عَيْنَيَّ تَنَامَانِ وَلَا يَنَامُ قَلْبِي
“rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan shalat (lail) baik di dalam bulan ramadhan ataupun di luar ramadhan tidak sempat lebih dari 11 rakaat. dia mengawali dengan mengerjakan 4 rakaat, kalian tidak harus menanyakan gimana baik dan juga panjangnya shalat dia. sehabis itu dia berulang mengerjakan 4 rakaat, kalian tidak harus menanyakan gimana baik dan juga panjangnya shalat dia. setelah itu dia shalat 3 rakaat. ” aisyah mengatakan: kemudian saya bertanya, “wahai rasulullah, apakah kamu tidur saat sebelum witir? ” dia menanggapi, “wahai aisyah, sebetulnya kedua mataku benar tidur tetapi hatiku tidak. ” (hr. al - bukhari nomor. 1147 dan juga muslim nomor. 738)
ibnu abbas berkata,
كَانَ صَلاَةُ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً. يَعْنِى بِاللَّيْلِ
“nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melakukan shalat malam 13 rakaat. ” (hr. bukhari nomor. 1138 dan juga muslim nomor. 764)
zaid bin kholid (AL) juhani berkata,
لأَرْمُقَنَّ صَلاَةَ رَسُولِ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - الل #1617; َيْلَةَ فَصَلَّى. رَكْعَتَيْنِ خَفِيفَتَيْنِ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَهُمَا دُونَ اللَّتَيْنِ قَبْلَهُمَا ثُمَّ أَوْتَرَ فَذَلِكَ ثَلاَثَ عَشْرَةَ رَكْعَةً
“aku sempat mencermati shalat malam yang dicoba oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. dia juga melakukan 2 rakaat ringan. setelah itu sehabis itu dia laksanakan 2 rakaat yang panjang - panjang. setelah itu dia jalani shalat 2 rakaat yang lebih ringan dari sebelumnya. setelah itu dia jalani shalat 2 rakaat lagi yang lebih ringan dari sebelumnya. dia juga jalani shalat 2 rakaat yang lebih ringan dari sebelumnya. setelah itu dia jalani shalat 2 rakaat lagi yang lebih ringan dari sebelumnya. kemudian terakhir dia berwitir sampai - sampai jadilah dia laksanakan shalat malam kala itu 13 rakaat. ” (hr. muslim nomor. 765)
ini berarti nabi muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan witir dengan 1 rakaat. (angkatan laut (AL) muntaqo syarh (AL) muwatho‘, 1/280, mauqi’ (AL) islam)
dari ibnu umar radhiallahu anhuma ia mengatakan: terdapat seorang yang bertanya kepada rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tentang shalat malam. hingga rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
صَلَاةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى فَإِذَا خَشِيَ أَحَدُكُمْ الصُّبْحَ صَلَّى رَكْعَةً وَاحِدَةً تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى
“shalat malam (tahajud) itu 2 rakaat 2 rakaat. bila salah seseorang dari kamu takut hendak masuk waktu shubuh, hendaklah ia shalat satu rakaat bagaikan witir (penutup) untuk shalat yang telah dilaksanakan sebelumnya. ” (hr. al - bukhari nomor. 990 dan juga muslim nomor. 749)
kesimpulan yang dapat didapatkan dari hadits - hadits diatas merupakan, jumlah rakaat shalat tahajud plus witir disunnahkan tidak melebihi 11 ataupun 13 rakaat. dan juga inilah yang jadi opsi nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
kemudian mana yang amat afdhol dari seluruh hadits diatas?
para ulama berubah komentar tentang jumlah rakaat yang amat afdhol dalam sholat tahajud ini, tetapi jumhur berkomentar kalau hadits riwayat ibnu umar yang disebutkan terakhir diatas merupakan yang amat kokoh dan juga ashoh (tershahih).
oleh karna itu, kerjakanlah sholat tahajud dari 2 rakaat – 2 rakaat selagi raga masih sanggup dan juga waktu masih menjangkau. bila sudah tidak menjangkau hingga lekas kerjakan sholat witir
tata trik sholat witir
terpaut permasalahan sholat witir sehabis tahajud, kerabat leluasa buat memilah jumlah rakaat, boleh rakaat, boleh 3 rakaat, boleh 5 rakaat dan juga berikutnya. yang terutama dari witir merupakan jumlah rakaat wajib ganjil.
sholat sunnah serupa sholat witir ini tidak serupa sholat harus, maksudnya kita leluasa memilah buat memastikan seorang diri berapa rakaatnya. bila benar raga tidak membolehkan hingga boleh aja kita memilah sholat witir cuma 1 rakaat.
berikut merupakan sebagian dalil dari hadits nabi terpaut jumlah rakaat sholat witir.
1. mengerjakan sholat witir satu rakaat satu salam
“aku sempat bertanya kepada ibnu abbas tentang witir, ia menanggapi; saya sempat mendengar rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “satu rakaat dari akhir (shalat) malam. ”dan aku bertanya kepada ibnu umar hingga dia menanggapi; saya sempat mendengar rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “satu rakaat dari akhir (shalat) malam. ” (shahih muslim : 1249)
2. mengerjakan sholat witir 3 rakaat dengan pola 2 – 1 (2 rakaat salam, kemudian satu rakaat salam)
dari aisyah, dia mengatakan,
“rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat di dalam kamar kala aku berposisi di rumah dan juga dia shallallahu ‘alaihi wasallam memisah antara rakaat yang genap dengan yang witir (ganjil) dengan salam yang dia shallallahu ‘alaihi wa sallam perdengarkan kepada kami. ” (hr. ahmad 6: 83)
3. mengerjakan sholat witir 3 rakaat sekalian kemudian salam
dari abu ayyub (AL) anshori, dia mengatakan, rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“siapa yang suka mengerjakan sholat witir 3 rakaat, hingga lakukanlah. ” (hr. abu daud nomor. 1422 dan juga an nasai nomor. 1712. syaikh (AL) albani berkata kalau hadits ini shahih)
dari aisyah, dia mengatakan,
“rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berwitir 3 rakaat sekalian, dia tidak duduk (tasyahud) kecuali pada rakaat terakhir. ” (hr. (AL) baihaqi 3: 28)
kemudian mana yang tersadu diantara 3 opsi diatas?
seluruhnya baik, karna terdapat dalilnya. komentar yang amat moderat bagi jumhur ulama merupakan disesuaikan dengan keadaan raga. jangan memilah banyak rakaat bila mata mengantuk ataupun raga sudah tidak kokoh ataupun waktu sudah tidak menjangkau.
mudah - mudahan berguna, wallahu a’lam.
( sumber: kabarmakkah. com )
Komentar
Posting Komentar