5 Anaknya Sudah Sukses, Kakek Ini Tetap Keliling Jualan Onde-onde, Alasannya Bikin Nangis
Seseorang bapak benar tidak sempat melahirkan anaknya. tetapi, pengorbanan si bapak terhadap anak - anaknya tidak dapat ditatap remeh.
seseorang bapak hendak rela melaksanakan apa aja demi membesarkan, dan juga membikin anaknya senang. terlebih lagi, si bapak hendak rela menyerahkan nyawanya, supaya anak tersebut senang.
itu serupa suatu tulisan yang baru - baru ini timbul di facebook. tulisan itu diunggah oleh account facebook, angga wibisono, jumat (14/7/2017) , dekat jam 07. 00 waktu indonesia barat (WIB).
dalam tulisannya, angga menggambarkan pengalamannya berjumpa dengan seseorang laki - laki tua, bernama seger. seger menggambarkan seseorang penjual kue onde - onde keliling, dan juga dikala ini telah berumur dekat 70 tahun, dan juga berasal dari pare, kediri.
dikala itu, jumat (14/7/2017) , dekat jam 03. 00 waktu indonesia barat (WIB), angga berjumpa dengan seger di jalur prapen, surabaya. kala itu, ia bakal kembali usai bekerja.
awal mulanya, angga mendengar samar - samar. nyatanya itu merupakan suara seger yang lagi berdagang onde - onde. sehabis memandang dagangannya, angga juga memutuskan buat membeli onde - onde tersebut sebanyak 10 buah.
bersumber pada pengakuannya, seger pindah ke surabaya semenjak setahun terakhir. segala hartanya telah habis buat membiayai 5 orang anaknya sampai hidup sukses.
terlebih lagi, mereka seluruh telah mempunyai toko buat berdagang, dan juga lokasinya terdapat di jombang, dan juga kediri. walaupun demikian, semenjak 5 tahun terakhir, seluruh orang anaknya tidak terdapat yang tiba menjenguknya.
terlebih lagi, yang lebih buatnya pilu merupakan dikala seger menghadiri rumah anak - anaknya tersebut, mereka malah melarangnya. karna sebab seperti itu, seger setelah itu memutuskan buat pindah ke surabaya, dan juga berkelana berjualan onde - onde.
berikut ini merupakan tulisan lengkap angga:
“share informasi dari kawan saya
bahwa ketemu dia memohon tolong di beli dagangan sang mbah ya..
hari ini dekat jam 03. 00 waktu indonesia barat (WIB), aku melewati jalur raya prapen surabaya bakal kembali ke wilayah waru. di dekat pom bensin dekat traffic light persimpangan mengarah arah plaza marina, aku mendengar terdapat suara samar - samar di pinggir jalur.
tidak jelas apa yang dikatakan, yang tentu aku otomatis menoleh dan juga memandang ayah ini nyatanya merupakan seseorang orang dagang. aku putar balik dan juga mau ketahui dia berjualan apa.
sehabis memandang dagangannya, aku memutuskan beli 10 onde - onde dengan harga seribu per onde - onde. sayapun mengajak ayah ngobrol sejenak.
dia bernama pak seger, berumur kurang lebih 70 tahun. asli dari kandangan, pare - kediri. dia pindah ke surabaya semenjak setahun yang kemudian karna diajak sahabat.
di kandangan sudah tidak memiliki apa - apa, segala harta yang dihimpun sudah habis buat membiayai ke 5 anaknya hingga sukses. bagi dia anak - anaknya sudah memiliki toko seluruh, terdapat yang tinggal di kediri dan juga jombang.
dia menceritakan sepanjang 5 lebaran terakhir tidak terdapat satupun anaknya yang menjenguk. terlebih lagi kala dia dan juga istri mau berkunjung ke rumah anak - anaknya malah dilarang.
dia kecewa dengan perilaku anak - anaknya sampai - sampai memutuskan pindah ke surabaya buat mencari nafkah. dia diajak temannya yang berdagang sayur keliling di surabaya dan juga saat ini berbarengan istri tinggal di kost di wilayah tenggilis.
untuk sahabat yang kebetulan melalui wilayah prapen antara jam 03. 00 - 05. 00 waktu indonesia barat (WIB), tolong mampir ke ayah seger ya. dia tiap hari keliling jalur raya prapen hingga menjelang subuh.
bahwa subuh dagangannya belum habis lazimnya dibawa berulang ke tenggilis dan juga dijual di dekat kostnya. mudah - mudahan jadi ladang pahala buat sahabat.
aku kagum dan juga hormat dengan kegigihan dia, mudah - mudahan menemukan rejeki yang melimpah. sabar hingga akhir pak. ”
beberapa netizen juga membagikan pendapat terpaut perihal itu.
@lu lu lovina, ”anaknya durhaka, ”
@endang kasijatun, ”pasti terdapat hukumannya, ”
terlebih lagi, terdapat pula netizen yang membagikan emoticon menangis.
( sumber: tribunnews. com )
seseorang bapak hendak rela melaksanakan apa aja demi membesarkan, dan juga membikin anaknya senang. terlebih lagi, si bapak hendak rela menyerahkan nyawanya, supaya anak tersebut senang.
itu serupa suatu tulisan yang baru - baru ini timbul di facebook. tulisan itu diunggah oleh account facebook, angga wibisono, jumat (14/7/2017) , dekat jam 07. 00 waktu indonesia barat (WIB).
dalam tulisannya, angga menggambarkan pengalamannya berjumpa dengan seseorang laki - laki tua, bernama seger. seger menggambarkan seseorang penjual kue onde - onde keliling, dan juga dikala ini telah berumur dekat 70 tahun, dan juga berasal dari pare, kediri.
dikala itu, jumat (14/7/2017) , dekat jam 03. 00 waktu indonesia barat (WIB), angga berjumpa dengan seger di jalur prapen, surabaya. kala itu, ia bakal kembali usai bekerja.
awal mulanya, angga mendengar samar - samar. nyatanya itu merupakan suara seger yang lagi berdagang onde - onde. sehabis memandang dagangannya, angga juga memutuskan buat membeli onde - onde tersebut sebanyak 10 buah.
bersumber pada pengakuannya, seger pindah ke surabaya semenjak setahun terakhir. segala hartanya telah habis buat membiayai 5 orang anaknya sampai hidup sukses.
terlebih lagi, mereka seluruh telah mempunyai toko buat berdagang, dan juga lokasinya terdapat di jombang, dan juga kediri. walaupun demikian, semenjak 5 tahun terakhir, seluruh orang anaknya tidak terdapat yang tiba menjenguknya.
terlebih lagi, yang lebih buatnya pilu merupakan dikala seger menghadiri rumah anak - anaknya tersebut, mereka malah melarangnya. karna sebab seperti itu, seger setelah itu memutuskan buat pindah ke surabaya, dan juga berkelana berjualan onde - onde.
berikut ini merupakan tulisan lengkap angga:
“share informasi dari kawan saya
bahwa ketemu dia memohon tolong di beli dagangan sang mbah ya..
hari ini dekat jam 03. 00 waktu indonesia barat (WIB), aku melewati jalur raya prapen surabaya bakal kembali ke wilayah waru. di dekat pom bensin dekat traffic light persimpangan mengarah arah plaza marina, aku mendengar terdapat suara samar - samar di pinggir jalur.
tidak jelas apa yang dikatakan, yang tentu aku otomatis menoleh dan juga memandang ayah ini nyatanya merupakan seseorang orang dagang. aku putar balik dan juga mau ketahui dia berjualan apa.
sehabis memandang dagangannya, aku memutuskan beli 10 onde - onde dengan harga seribu per onde - onde. sayapun mengajak ayah ngobrol sejenak.
dia bernama pak seger, berumur kurang lebih 70 tahun. asli dari kandangan, pare - kediri. dia pindah ke surabaya semenjak setahun yang kemudian karna diajak sahabat.
di kandangan sudah tidak memiliki apa - apa, segala harta yang dihimpun sudah habis buat membiayai ke 5 anaknya hingga sukses. bagi dia anak - anaknya sudah memiliki toko seluruh, terdapat yang tinggal di kediri dan juga jombang.
dia menceritakan sepanjang 5 lebaran terakhir tidak terdapat satupun anaknya yang menjenguk. terlebih lagi kala dia dan juga istri mau berkunjung ke rumah anak - anaknya malah dilarang.
dia kecewa dengan perilaku anak - anaknya sampai - sampai memutuskan pindah ke surabaya buat mencari nafkah. dia diajak temannya yang berdagang sayur keliling di surabaya dan juga saat ini berbarengan istri tinggal di kost di wilayah tenggilis.
untuk sahabat yang kebetulan melalui wilayah prapen antara jam 03. 00 - 05. 00 waktu indonesia barat (WIB), tolong mampir ke ayah seger ya. dia tiap hari keliling jalur raya prapen hingga menjelang subuh.
bahwa subuh dagangannya belum habis lazimnya dibawa berulang ke tenggilis dan juga dijual di dekat kostnya. mudah - mudahan jadi ladang pahala buat sahabat.
aku kagum dan juga hormat dengan kegigihan dia, mudah - mudahan menemukan rejeki yang melimpah. sabar hingga akhir pak. ”
beberapa netizen juga membagikan pendapat terpaut perihal itu.
@lu lu lovina, ”anaknya durhaka, ”
@endang kasijatun, ”pasti terdapat hukumannya, ”
terlebih lagi, terdapat pula netizen yang membagikan emoticon menangis.
( sumber: tribunnews. com )
Komentar
Posting Komentar